RANGKUMAN BUKU
Dari : Rina Dwi Astuti/2601413078
BUKU : REFORMASI PENDIDIKAN
PENGARANG : Dr. H.M. Zainuddin M.Pd.
PENERBIT : PUSTAKA BELAJAR
BAB
III
BIAYA
PENDIDIKAN DALAM BERBAGAI PRESPEKTI
A.
Biaya
dan Pembiayaan Pendidikan di Indonesia
Menurut
Supriadi (2004:3), biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan
instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan (disekolah). Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik
tujua-tujuan yang bersifat kuantitatif dan bersifat kualitataif biaya
pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya
pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa
tanpa biaya, proses pendidikan (disekolah) tidak akan berjalan.
Dalam
teori dan praktik pembiayaan pendidikan, baik pada tataran makro maupun mikro,
dikenal beberapa kategori biaya pendidikan, (Anwar, 1991; Gaffar, 1991;
Thomas,1972). Pertama, biaya langsung (direct
cost) dan biaya tidak langsung (indirect
cost). Kedua biaya pribadi (private
cost) dan biaya sosial (social cost).
Ketiga biaya dalam bentuk uang (monetary
cost) dan bukan uang (non-monetary
cost).
Di
lihat dari sumber-sumbernya, biaya pendidikan pada tingkat makro (nasional)
berasal dari : (1) pendapatan negara dari sektor pajak, (yang beragam
jenisnya). (2) pendapatan dari sektor non pajak misalnya dari pemanfaatan
sumber daya alam dan produksi nasional lainnya yang lazim dikategorikan ke
dalam “gas” dan “non-migas”. (3) keuntungan dari ekspor barang dan jasa. (4) usaha-usaha
negara lainnya, termasuk dari divestasi saham pada perusahaan negara (BUMN),
serta (5) bantuan dalam bentuk hibah (grant)
dan pinjaman luar negeri (loan).
Pada
tingkat provinsi dan kabupaten atau kota, anggaran untuk sektor pendidikan
sebagian besar berasal dari dana yang diturunkan dari pemerintah pusat ditambah
dengan pendapatan asli daerah(PAD) yang dituangkan dalam rencana anggaran
pendapatan dan belanja daerah (RAPBD).
Pada
tingkat sekolah (satuan pendidikan), biaya pendidikan diperoleh dari subsidi
pemerintah pusat, pemerintah darah, iuran siswa, dan sumbangan masyarakat. Besar
kecilnya biaya pendidikan, terutama pada tingkat satuan pendidikan, berhubungan
dengan berbagai indikator mutu pendidikan, seperti angka partisipasi, angka
putus sekolah dan tinggal kelas, dan prestasi belajar siswa (dirjen PUOD, 1993;
Triaswati et.al., 2001; Supriadi, 2002). Oleh sebab itu, dalam konteks perencanaan
pembiayaan pendidikan, pemahaman terhadap berbagai aspek pembiayaan pendidikan
sangatlah penting.
B.
Pertimbangan
Penyusunan Pembiayaan Pendidikan
Pada
dasarnya pembiayaan pendidikan dilakukan untuk mengetahui dengan pasti
bagaimana alokasi sumber-sumber yang dimiliki oleh pemerintah, lembaga-lembaga
pendidikan ataupun masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan. Atau dengan
pertanyaan lain, bagaimana sumber-sumber yang dimiliki nitu di alokasikan untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
1. Kebijakan
yang di anut
Di
Indonesia, pemerintah menggariskan kebijakan bahwa pendidikan diarahkan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Apabila kebijakan ini yang diinginkan, maka
sebagai konsekuensi yang ditimbulkannya adalah, pemerintah perlu memikirkan
biaya pendukung yang memadahi. Sehingga alokasi dari sumber-sumber yang
dimiliki benar-benar mampu mendukung kebijakan tersebut, misalnya, untuk
mewujudkan kebijakan mencerdasakan kehidupan bangsa diperlukan : (1) peserta
didik yang sehat dan memiliki semangat juang untuk berhasil, (2) guru yang
cukup dan berkualitas, (3) gedung dan peralatan yang pantas, (4) orang tua yang
sadar akan pentingnya pendidikan dan merasa bahwa pendidikan adalah kebutuhan
dasar dalam kehidupannya, (5) penghasilan masyarakat cukup.
2. Tujuan
yang ingin dicapai oleh lembaga pendidiakan
Kebijakan
yang sudah digariskan perlu dijabarkan dalam tujuan. Tujuan tidak perlu sama
dengan yang ditulis oelh pemerintah pusat atau pemerintah daerah sebagai
penjabaran dari kebijakan dasarnya.
3. Lokasi
pendidikan
Tidak
semua kegiatan pendidikan ada di satu lokasi. Ada juga yang di kota, di
pedesaan, di pegunungan, dan ada juga yang di pantai. Oleh karena itu
pembiayaan untuk mendukung pendidikan yang akan dilakukan juga akan berbeda.
4. Tingkat
kehidupan masyarakat
Sebagaimana
penyebaran lokasi sekolah, penyebaran tingkat kesejahteraan penduduk juga
tidaklah sama, sehingga tingkat kemampuan untuk membiayai pendidikan juga tidak
sama. Misalnya daerah yang masyarakatnya miskin ada yang menyulitaan untuk
membeli keperluan sekolah dll. Faktor yang sangat besar pengaruhnya di dalam
pendidikan dan bukan karena masyarakat tidak ingin belajar, namun karena
keadaan ekonomi yang sangat memprihatinkan. Bagi penyelenggara pendidikan bukan
pemerintah, melakukan pendidikan untuk situasi seperti ini, mungkin akan tetap
dilakukan tetapi dengan pengorbanan yang cukup besar dan hasil keluaran yang
menungkin tidak seperti yang diharapkan dalam kebijakan pemerintah.
5. Kebutuhan
belajar masyarakat
Adakalanya
para perencana beranggapan bahwa yang penting pendidikan, dan masyarakat akan
ikut dengan sendirinya. Hal ini dapat terjadi pada lokasi di mana masyarakat
telah merasakan bahwa pendidikan itu merupakan sebuah kebutuhan untuk dapat
memperbaiki tingkat dan mutu kehidupannya.
6. Partisipasi
masyarakat
Partisipasi
sering diartikan sebagai keterlibatan dalam suatu program, hanya saja
pengertian ini adakalanya dibatasi pada keikutsertaan, jarang melihat persoalan
kenapa tidak mau terlibat atau mengambil bagian. Keterlibatan masyarakat dapat
diwujudkan dalam bentuk dukungan dana, prasarana melalui pembayaran pajak yang
tepat waktu atau hal-hal yanng bersifat meterial, namun partisipasi ini dapat
juga dalam bentuk sesuatu yang tidak bisa diukur dengan uang.
Untuk
mewujudkan partisipasi masyarakat dalam membangun pendidikan, masyarakat itu
sendiri harus berdaya, bagaimana mungkin ikut berpartisipasi kalau kehidupan
masyarakat masih dalam hal ini harus diberdayakan.
7. Penilaian masyarakat terhadap hasil pendidikan
Tidak
ada orang tua yang memasukkan anaknya pada satu lembaga pendidikan, tanpa
adanya suatu harapan atau keinginan baik yang dinyatakan maupun tidak. Harusnya
para pengelola pendidikan harus memahami keinginan para masyarakat dalam
memasukkan anaknya ke dalam dunia pendidikan. Apabila apa yang merekaa lihat,
dengar, alami tidak sesuai dengan harapan mereka, maka kekecewaan pada sektoe
pendidikan semakin berkurang.
8. Strategi
yang dianut
Dalam
pengembangan strategi membutuhkan analisis linhkungan yang benar dan baikagar
strategi yang dipilih tepatmdapat digunakan untuk mewujudkan tujuan yang sudah
digariskan.
C.
Sumber
dan Model unsur-unsur bbiaya pendidikan
1. Sumber
dan Model Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan
pendidikan berasal dari pemerintah, orang tua atau masyarakat (UU Sistem
Pendidikan Nasional 2003). Kondisi ini sudah berlangsung lama dan berlaku di
negara manapun.
Menurut
Umberto Sihombing dan Indardjo (2003:62-69), sumber pembiayaan pendidikan itu
tidak bisa dipisahkan dari tiga faktor yang saling berkaitan yaitu peran orang
tua, masyarakat dan pemerintah. Sebagaimana dijelaskan di bawah ini :
a. Peran
orang tua
Peran
orang tua selama ini cukup besar dalam mendukung pendidikan anak-anaknya
seperti pemdaftaran, uang sekolah, ujian, bahan belajar, pakaian sekolah,
sepatu, alat tulis, transport dsb. Hal ini disebabkan terdapat keterikatan
moral antara anak dan orang tua, semua orang tua selalu berharap pendidikan
anaknya maju.
b. Peran
masyarakat
Bentuk
peran serta masyarakat dalam penyelenggara pendidikan dapt dikategorikan antara
lain (1) penyelenggaraan: pendirian dan pengelolaan satuan pendidikan pada
jalur pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal; (2)
ketenagaan : bantuan tenaga kependidikan dan tenaga pendidik dan bimbingan,
bantuan tenaga ahli dalam pengelolaan; (3) pengadaan : pembangunan gedung, ruang kelas, bahan-bahan bacaan dan bahan
praktik; (4) pengadaan dana dalam bentuk sumbangan, pinjaman, beasiswa; (5)
praktik : pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk praktik kerja,
magang, dan atau latihan kerja; (6) bantuan teknis : pemberian pemikiran dan
pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan dan atau penyelenggaraan
pendidikan, pemberian bantuan dan kerja sama dalam kegiatan penelitian dan
pengembangan.
c. Peran
pemerintah
Pemerintah
diharapkan melakukan campur tangan terhadap anggota masyarakat yang dalam
kesulitan ini agar golongan masyarakat kurang beruntung dapat menikmati
pendidikan. Amanat rakyat yang dituangkan dalam UUD 45 menekankan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas pendidikan bangsa, dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional.
d. Sekolah
-
Mengelola biaya sesuai petunjuk
-
Membuat pertanggungjawaban penggunaan
biaya.
2. Unsur-unsur
Perhitungan Biaya Pendidikan
Menurut
Umberto Sihombing dan Indardjo (2003:29-31), dalam menghitung biaya untuk
kebutuhan pendidikan harus disadari bahwa perbedaan dalam jenjang dan jenis
pendidikan akan banyak mempengaruhi komponen pembiayaan, komponen ini berisi
unsur-unsur yang harus dibiayai dapat kelompokan menjadi tiga komponen biaya,
yaitu komponen manusia, tempat belajar, dan komponen prasarana belajar.
Pertama, komponen manusia; kedua, komponen tempat belajar; ketiga, komponen
prasarana belajar.
D.
Prinsip-prinsip
Dasar Formula Pembiayaan
Dalam
pengembangan dunia pendidikan dewasa ini dengan mudah dapat dikatakan bahwa
masalah pembiayaan menjadi masalah yang cukup pelik untuk dipikirkan oleh para
pengelola pendidikan. Menurut Umberto Sihombing dan Indardjo (2003:16), ada
tiga kategori yang terdapat dalam fungsi pembiayaan. Pertama “mendapatkan
biaya”, kedua “penggunaan biaya”, dan ketiga “aliran biaya”. Agar biaya yang
ada tiba pada sasaran, tepat pada waktunya, dan jumlah yang tepat.
Juga
penting sekali bahwa rumus pembiayaan ini berlaku untuk seluruh pengeluaran per
siswa baik pada tingkat kabupaten/kota mampu sekolah, dan tidak pada beberapa
aspek terbatas saja. Selanjutnya anggaran sekolah dapat disusun secara lebih
koheren terhadap manajement dan anggaran tingkat sekolah, dan terhadap
penelitian internasional tentang efektivitas biaya dan efektivitas belajar
dalam penggunaan sumber-sumber biaya. Ia juga bersifat transparan dan dapat
diketahui oleh setiap orang tua dan guru.
0 komentar: